Cafe de Flore di Paris: Sejarah, Budaya, dan Legenda
Cafe de Flore adalah salah satu kafe paling ikonik di Paris, yang telah menjadi simbol kehidupan intelektual, seni, dan budaya Prancis selama lebih dari satu abad. Terletak di sudut Boulevard Saint-Germain dan Rue Saint-Benoît di Quartier Latin, kafe ini telah menyaksikan berbagai momen bersejarah dan menjadi tempat berkumpulnya para penulis, filsuf, seniman, dan selebritas dunia. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi sejarah, suasana, pengaruh budaya, dan daya tarik abadi Cafe de Flore. Baca tips taruhan bola terbaik untuk meraih kemenangan di Bola389.
Sejarah Cafe de Flore
Cafe de Flore didirikan pada tahun 1887, pada masa Belle Époque—zaman keemasan Paris sebagai pusat seni dan pemikiran dunia. Nama “Flore” diambil dari nama dewi bunga dan musim semi dalam mitologi Romawi, yang juga menjadi simbol keindahan dan kebangkitan. Jelajahi fitur taruhan live terbaru di Bola389.
Pada awalnya, kafe ini hanyalah salah satu dari banyak kafe kecil di Paris, tetapi popularitasnya mulai meningkat pada awal abad ke-20 ketika para penulis dan seniman menjadikannya tempat favorit mereka.
Era Keemasan: Eksistensialisme dan Sastra
Pada tahun 1930-an hingga 1950-an, Cafe de Flore menjadi markas para intelektual eksistensialis seperti Jean-Paul Sartre dan Simone de Beauvoir. Keduanya sering menghabiskan waktu berjam-jam di sini untuk menulis, berdiskusi, dan merencanakan karya-karya filosofis mereka. Bahkan, Sartre dikabarkan menulis sebagian besar bukunya “L’Être et le Néant” (Being and Nothingness) di meja favoritnya di kafe ini.
Selain Sartre dan Beauvoir, tokoh-tokoh seperti Albert Camus, Pablo Picasso, Truman Capote, dan Jacques Prévert juga sering terlihat di sini. Kafe ini menjadi pusat gerakan sastra dan filsafat Paris, di mana ide-ide baru tentang kebebasan, seni, dan politik diperdebatkan.
Arsitektur dan Suasana
Cafe de Flore mempertahankan dekorasi khas Art Deco sejak tahun 1913, dengan warna merah, cermin besar, dan kursi berlapis kulit. Suasana di dalamnya memancarkan keanggunan klasik Paris, dengan lampu-lampu tembaga dan meja-marmer kecil yang menjadi ciri khas kafe-kafe bersejarah di kota ini.
Bagian terasnya adalah tempat favorit pengunjung untuk menikmati pemandangan jalanan Saint-Germain-des-Prés sambil menyeruput kopi atau anggur. Interiornya yang hangat dan intim membuatnya menjadi tempat yang sempurna untuk membaca, menulis, atau sekadar mengamati kehidupan Paris yang sibuk.
Menu dan Kuliner Khas
Cafe de Flore terkenal dengan menu klasik Prancisnya, termasuk:
- Café crème (kopi dengan susu kental)
- Croissant au beurre (croissant mentega)
- Oeufs pochés Florentine (telur poach dengan bayam dan saus hollandaise)
- Dessert seperti mille-feuille dan tarte tatin
Meskipun harganya tergolong mahal (segelas kopi bisa mencapai €7-10), pengalaman duduk di kafe bersejarah ini dianggap sepadan oleh banyak pengunjung.
Pengaruh Budaya dan Seni
Cafe de Flore bukan sekadar tempat makan—ia adalah simbol budaya Paris. Banyak film, buku, dan lagu yang terinspirasi oleh kafe ini, termasuk:
- Film “Paris je t’aime” (2006), di mana sebuah segmen berlatar di Cafe de Flore.
- Buku “The Paris Wife” oleh Paula McLain, yang menggambarkan kehidupan sastrawan di Paris tahun 1920-an.
- Lagu “Cafe de Flore” oleh DJ dan produser musik elektronik, yang terinspirasi oleh suasana kafe ini.
Selain itu, kafe ini sering menjadi lokasi syuting foto mode dan iklan mewah, berkat aura vintage dan elegannya.
Fakta Menarik tentang Cafe de Flore
- Penghargaan Sastra: Cafe de Flore pernah memberikan penghargaan sastra tahunan “Prix de Flore” sejak 1994 kepada penulis-penulis berbakat.
- Klien Ternama: Selain Sartre, tokoh seperti Brigitte Bardot, Alain Delon, dan Karl Lagerfeld juga pernah menjadi pelanggan setia.
- Jam Operasional yang Panjang: Kafe ini buka dari pagi hingga larut malam, menjadikannya tempat yang cocok untuk sarapan, makan siang, atau minum anggur di malam hari.
- Lokasi Strategis: Berada di tengah kawasan Saint-Germain, dekat dengan toko buku Shakespeare and Company dan museum Musée d’Orsay.
Cafe de Flore Hari Ini
Meskipun zaman telah berubah, Cafe de Flore tetap mempertahankan pesonanya. Ia masih menjadi tempat favorit para penulis, turis, dan warga Paris yang ingin merasakan nuansa klasik kota ini. Meskipun beberapa orang mengkritiknya karena harga yang tinggi dan suasana yang kadang terlalu turis, kafe ini tetaplah salah satu simbol abadi kehidupan intelektual dan budaya Paris.
Kesimpulan
Cafe de Flore adalah lebih dari sekadar kafe—ia adalah sebuah institusi budaya yang telah menjadi saksi sejarah pemikiran, seni, dan gaya hidup Paris selama lebih dari satu abad. Dari Sartre hingga para pelancong modern, kafe ini terus memancarkan daya tariknya yang tak lekang oleh waktu. Bagi siapa pun yang mengunjungi Paris, duduk di teras Cafe de Flore sambil menyeruput espresso adalah pengalaman yang wajib dicoba, sebuah penghormatan kepada warisan kebudayaan yang tak ternilai.